Rabu, 23 Desember 2015

BIOGRAFI CHAIRUL TANJUNG

Diposting oleh Unknown di 05.19 0 komentar
Biografi Chairul Tanjung – Anak Singkong Jadi Raja Media






        Chairul Tanjung

Akhir-akhir ini mencuat seorang nama di jajaran konglomerat Indonesia. Nama itu adalah Chairul Tanjung. Seorang “anak singkong” atau anak sangat biasa sekali yang kemudian menjadi seorang konglomerat Indonesia bahkan namanya juga termasuk dalam jajaran seribu orangg terkaya dunia.

Siapa sebenarnya sosok Chairul Tanjung ini. Berikut akan dituturkan penulis Biografi Chairul Tanjung, seorang anak yang berasal dari keluarga sederhana bisa menjadi Raja media dan memiliki konglomerasi yang begitu besar.

Biografi Chairul Tanjung

Chairul Tanjung lahir di Jakarta pada tanggal 16 Juni 1962. Orang tua Chairul Tanjung bernama A.G Tanjung (Ayah) yang berketurunan Batak sedangkan ibunya bernama Halimah adalah orang Sunda tepatnya Sukabumi.
Awalnya keluarga Chairul Tanjung adalah keluarga yang berlebih, ayahnya adalah seorang wartawan di jaman Presiden Soekarno dan juga menerbitkan majalah lokal yang oplahnya lumayan. Namun kemudia saat era Soeharto, surat kabar dari ayah Chairul Tanjung dicurigai sebagai antek orde lama dan akhirnya dipaksa untuk tutup.
Dari sinilah perekonomian keluarganya menjadi berubah seratus delapan puluh derajat. Rumah yang cukup luas yang didiami keluarganya terpaksa harus dijual untuk membayar hutang dan memenuhi kebutuhan hidup. Akhirnya Chairul Tanjung bersama saudara dan orang tuanya harus pindah ke kamar losmen yang sangat sempit.

Walau tengah dihimpit kesulitan ekonomi namun ayah dan ibunya ingin anak-anaknya mengenyamm pendidikan setinggi mungkin. Oleh karena itu saat Chairul lulus dari SMA Boedi Oetomo pada tahun 1981, ia kemudian melanjutkan studinya di Kedokteran gigi Universitas Indonesia.  Chairul termasuk mahasiswa yang pandai. Ia sempat mendapat penghargaan sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional pada tahun 1984-1985.

Kuliah Sambil Berbisnis

Untuk menopang uang sakunya yang jauh dari cukup, Chairul pun berkuliah sambil berbisnis. Awalnya ia berjualan buku kuliah stensilan, kemudian juga berjualan kaos. Ia bersama temannya kemudian juga membuka usaha foto copy di kampusnya. Ia juga membuka kios di daerah Senen Raya Jakarta Pusat yang menyediakan aneka kebutuhan dan peralatan kedokteran dan laboratorium.
Walau ia harus mmebagi waktu antara kuliah dan berbisnis, namun Chairul bisa menyelesaikan kuliah nya di kedokteran gigi dengan baik. Ia kemudian menyandang gelar Sarjana kedokteran dibelakang namanya. Namun karena darah bisnis rupanya lebih kental, ia kemudian memutuskan untuk menjemput rejeki dari bisnis bukan sebagai dokter gigi.
Chairul kemudian lebih memantabkan bisnisnya dengan mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga temannya pada tahun 1987. Bisnis ini bermodalkan hutangan dari bank Exim sebesar 150 juta. Perusahaan Chairul dan temennya ini memproduksi sepatu anak-anak untuk diekspor. Mereka patut berbangga karena begitu mendirikan usaha ini mereka langsung menerima orderan sebesar 160 ribu pasang sepatu dari Itali. Namun kemudian Chairul memutuskan untuk berpisah dan mendirikan usaha sendiri karena ternyata ketiga temannya memiliki visi yang berbeda dengan dirinya.

Membentuk Konglomerasi

Chairul Tanjung kemudian mendirikan perusahaann sendiri yang bergerak dibidang media yaitu mendirikan Trans TV. Chairul Tanjung sangat pandai dalam membangun jaringan . Perusahaannya ini semakin maju dan akhirnya berhasil membuat suatu konglomerasi yang kemudian diberi nama Para Group. Para Group sendiri kemudian membagi tiga ladang usahanya yaitu dibidang keuangan, properti, multimedia.

Di bidang keuangan berkembang menjadi perusahaan seperti :

·         Bank Mega Tbk
·         Asuransi Umum Mega
·         Asuransi Jiwa Mega Life
·         Para Multifinance
·         Mega Capital Indonesia
·         Bank Mega Syariah
·         Mega Finance

Dibidang Investasi, Para Group juga mengakuisi si Carefour Indonesia dimana awalnya hanya memegang 40% saham namun kini Para Group memegang 100% saham Carefour. Kemudian Para Group juga membeli saham Garuda Indonesia tapi entah berapa persen.

Di bidang properti, Para Group memiliki perusahaan seperti :

·         Para Bandung Propertindo
·         Para Bali Propertindo
·         Batam Indah Investindo
·         Mega Indah Propertindo
·         Bandung Supermall

Di bidang multimedia, Para Group membawahi anak perusahaan seperti :

·         Trans TV
·         Trans 7
·         Maha Gaya Perdana
·         Trans Fashion
·         Trans Life Style
·         Trans Studio
·         Diberitakan juga baru-baru ini Para Group juga membeli TV One dan AntV

Karena keberhasilannya ini, Chairul Tanjung kemudian dinobatkan sebagai konglomerat baru di Indonesia dimana beliau berada di urutan ke 937 dunia versi majalah Forbes tahun 2010 (mungkin saat ini urutannya naik) dan juga sebagai orang terkaya ke enam di Indonesia. 



Chairul Tanjung kemudian merubah nama Para Group menjadi CT Corp pada tanggal 1 Desember 2011.

Pendidikan Chairul Tanjung
•             SD Van Lith, Jakarta (1975)
•             SMP Van Lith, Jakarta (1978)
•             SMA Negeri I Boedi oetomo, Jakarta (1981)
•             Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
•             Executive IPPM (MBA; 1993)

Rahasia Sukes Bisnis Chairul Tanjung

Chairul Tanjung bisa mencapai kesuksesan seperti ini bukan karena beliau adalah orang super. Ini dikarenakan beliau sangat pandai dalam membangun jaringan atau networking. Bagi Chairul, membangun jaringan adalah segalanya bahkann diatas modal itu sendiri. Ketiak bisnisnya lesu maka jaringan bisa diandalkan.

Membangun jaringan tidak hanya pada orang atau perusahaan yang sudah ternama saja, pada perusahaan yang belum ternama pun juga perlu karena siapa tahu esoknya kita memerlukan bantuan mereka bahkan pada seorang kurir pun menjaga networking sangat dibutuhkan.

Dalam membangun bisnisnya, Chairul sangat sabar menapaki tangga bisnisnya. Selain kerja keras, pantang menyerah dan jaringan, kesabaran juga sangat penting. Chairul menyarankan agar tidak melakukan cara-cara instan karena itu hanya akan menjadi api dalam sekam bagi bisnisnya.
Itulah Biografi Chairul Tanjung. Untuk saat ini selain Abu Rizal Bakrie beliau adalah satu-satunya konglomerat yang asli dari darah pribumi Indonesia dan Muslim.











SALAR NALAR

Diposting oleh Unknown di 04.04 0 komentar
MAKALAH BAHASA INDONESIA

“Salah Nalar”



                                    Nama Dosen   : Drs. Budi Santoso, MM
                                    Penyusun        : Regina Tya Caterine (27213366)
                                    Kelas              : 3EB22


UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI  AKUNTANSI
2015
                 



KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini bertema tentang “Penalaran Induktif”.
Penulis berharap semoga makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Mudah-mudahan makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca serta lebih mengetahui tentang penalaran induktif.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagi pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Ibu Prof E.S. Margianti,SE,MM, Rektor Universitas Gunadarma.
2.      Bapak Ir. Toto Sugiharto, M.sc., Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3.      Bapak Drs. Budi santoso, MM, Dosen Pembimbing Penulisan Makalah Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Semoga segala amal kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Penulisan Makalah ini dapat dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.



Bekasi, 23 Desember 2015



                                                                                                                         Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................   i
DAFTAR ISI ........................................................................................................    ii
BAB I ..................................................................................................................    1
PENDAHULUAN .................................................................................................   1
A.    Latar Belakang ............................................................................................    1
B.    Rumusan Masalah ......................................................................................    1
C.    Tujuan Penulisan ........................................................................................    2
D.    Manfaat Penulisan ......................................................................................    2
E.    Metode Penelitian .......................................................................................    2
BAB II .................................................................................................................    3
PEMBAHASAN ....................................................................................................  3
A.    Pengertian Salah Nalar ................................................................................  3
B.    Macam-macam Salah Nalar ........................................................................   3
C.    Mengapa Salah Nalar Terjadi ......................................................................   5
D.    Faktor Penyebab Salah Paham....................................................................   6
E.    Cara Mengatasi salah Nalar .............................................................. .........    6
BAB III .................................................................................................................    7
PENUTUP ............................................................................................................   7
       Kesimpulan ...................................................................................................    7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. ........    7








BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Berpikir merupakan kata yang tentunya sudah lazim kita dengar. Bahkan berpikir dilakukan oleh semua orang dalam bertindak dan lain sebagainya. Namun, tidak semua orang mengetahui makna dari kata berpikir itu sendiri. Berpikir merupakan obyek material logika. Obyek berpikir meliputi kegiatan pikiran, akal budi manusia dan lain sebagainya. Dengan berpikir, manusia mengolah dan mengerjakan pengetahuan yang telah diperolehnya sehingga dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lain.
Obyek material logika bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa. Akan tetapi, bukan sembarangan berpikir yang diselelidiki dalam logika, melainkan dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan dan ketepatan. Oleh karena itu, berpikir lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika. Jika peraturan-peraturan itu ditepati, tentu berbagai kesalahan atau kesesatan dapat dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang dalam proses berpikir, sering terjadi kekeliruan dalam menafsirkan atau menarik suatu kesimpulan. Kekeliruan atau kesalahan dalam proses berpikir tersebut disebut dengan salah nalar. Pengertian lain mengatakan bahwa salah nalar merupakan gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Kekeliruan dapat terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan. Kekeliruan dapat dihindari dengan  mengkaji terlebih dahulu sesuatu sebelum kita menafsirkan atau menarik sebuah kesimpulan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas secara lebih mendalam mengenai salah nalar.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan salah nalar ?
2.    Apa saja macam-macam salah nalar ?
3.    Mengapa salah nalar sering terjadi ?
4.    Apa saja faktor penyebab terjadinya salah nalar ?
5.    Bagaimana cara mengatasi dan menghindari salah nalar ?

C.   Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian salah nalar.
2.      Untuk mengetahui  apa saja macam-macam salah nalar.
3.      Untuk mengetahui  mengapa salah nalar sering terjadi.
4.      Untuk mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya salah nalar.
5.      Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi dan menghindari salah nalar.

D.   Manfaat  Penulisan
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut :
1.      Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Salah Nalar.
2.      Mahasiswa mengetahui adanya berbagai macam salah nalar yang sering digunakan.
3.      Mahasiswa mengetahui bagaimana cara mengatasi dan menghindari salah nalar.

E.     Metode Penelitian

 Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini, sangat sederhana. Penulis mengumpulkan informasi dengan cara menelaah data dari media internet.
                                                                                                                        

BAB II

PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN SALAH NALAR

Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.

B.   MACAM-MACAM SALAH NALAR
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi perlu untuk kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan. Ada beberapa macam salah nalar, yaitu sebagai berikut :

1.    Generalisasi yang Terlalu Luas

Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukunggeneralisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. Selain itu, salah nalar jenis ini terjadi dikarenakan kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap “menggampangkan”, malas untuk mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas.
Premis adalah kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan simpulan di dalam logika. Sementara itu yang dimaksud dengan generalisasi adalah perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana dari pada yang sebenarnya. Contoh Generalisasi yang terlalu luas sebagai berikut:

a)    Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.

b)   Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
Ada dua bentuk kesalahan generalisasi yang biasa muncul. Dua bentuk kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:

a.    Generalisasi Sepintas
Kesalahan ini terjadi dikarenakan penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit.

Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.
Pernyataan tersebut tidaklah benar karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Masih banyak faktor penentu lain yang terlibat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.

b.   Generalisasi Apriori
Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu anggota dari suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama. Contoh: semua pejabat pemerintah melakukan tindakan korupsi. Benarkah pernyataan tersebut? Silahkan Anda jawab.

2.    Kerancuan Analogi

Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Analogi adalahpersamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan, kiasan.

Contoh dari kerancuan analogi adalah sebagai berikut:

a)    Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.

b)   Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.

c)    Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin devisi.

3.    Kekeliruan kausalitas (sebab-akibat)

Kekeliruan kausalitas terjadi karena kekeliruan menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil (akibat) dari suatu peristiwa atau kejadian. 

Contoh dari kekeliruan kausalitas (sebab-akibat) adalah sebagai berikut:

a)    Saya tidak bisa berenang karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.

b)   Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan.
  

4.    Kesalahan Relevansi

Kesalahan ini akan terjadi jika antar premis tidak punya hubungan logika dengan kesimpulan. Misalnya, bukti peristiwa atau alasan yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang konklusi. Jadi, perlu berhati-hati, ketika sebuah argumen bergantung pada premis yang tidak relevan dengan konklusi, maka tidak mungkin dibangun kebenarannya. Terdapat beberapa jenis kesesatan relevansi yang umum dikenal, berikut penjelasannya:

a)    Argumentum ad hominem: terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak suatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul.

b)   Argumentum ad verecundiam: terjadi karena orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa dan dapat dipercaya, jadi bukan terjadi karena penalaran logis.

c)    Argumentum ad baculum (menampilkan kekuasaan): terjadi apabila orang menolak atau menerima suatu argumen bukan atas dasar penalaran logis, melainkan karena ancaman atau terror (bisa juga karena faktor kekuatan/kekuasaan).

d)   Argumentum ad populum (menampilkan emosi): artinya ialah ditujukan untuk massa/rakyat. Pembuktian secara logis tidak diperlukan, dan mengutamakan prinsip menggugah perasaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya akan menerima sesuatu konklusi tertentu. Contoh sederhananya seperti demonstrasi dan propaganda.

e)    Argumentum ad misericordian (menampilkan rasa kasihan): disebabkan karena adanya rasa belas kasihan. Maksudnya, penalaran ini ditunjukkan untuk menimbulkan belas kasihan sehingga pernyataan dapat diterima, dan biasanya berhubungan dengan usaha agar suatu perbuatan dimaafkan.

f)    Post hoc propter hoc: terjadi karena orang menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal bukan. Pada suatu urutan peristiwa, orang menunjukkan apa yang terjadi lebih dahulu adalah penyebab peristiwa yang terjadi sesudahnya, padahal bukan.

g)   Petitio principii: berarti mengajukan pertanyaan dengan mengamsusikan kebenaran dari apa yang berusaha untuk dibuktikan, dalam upaya untuk membuktikannya. Dikenal dengan pernyataan berupa pengulangan prinsip dengan prinsip.

h)   Argumentum ad ignorantiam (argumen dari keridaktahuan): kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar.

i)     Ignorantia elenchi: terjadi karena tidak adanya hubungan logis antara premis dan konklusif.

5.    Penyandaran Terhadap Prestise Seseorang

Salah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya. 

Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:

a)    Orang itu diakui keahliannya oleh orang lain.

b)   Pernyataan yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahas.

c)     Hasil pemikirannya dapat diuji kebenarannya.
Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya.

C.   MENGAPA SALAH NALAR TERJADI

Salah nalar sering terjadi karena disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.

Contoh penyebab yang salah nalar adalah sebagai berikut:

a)    Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.

b)   Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.


D.   FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SALAH NALAR

Terjadinya salah nalar, disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1.    Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.

Contoh: Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.

2.    Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.

Contoh: Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak



E.    CARA MENGATASI DAN MENGHINDARI SALAH NALAR

Ada beberapa cara untuk mengatasi dan menghindari salah nalar. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:

a)    Memilih kata dengan baik;

b)   Harus mengetahui teori dasar dalam berpikir;

c)    Sering membaca buku agar memiliki wawasan yang luas;

d)   Memikirkan perkataan atau kalimat sebelum diucapkan;

e)    Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar;

f)    Jangan menyimpulkan premis dengan cepat;

g)   Dapat berkomunikasi dengan baik;

h)   Tidak cepat menafsirkan atau menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu kebenarannya; dan lain-lain.
  










BAB III

PENUTUP

      KESIMPULAN
Berdasarkan jawaban dari rumusan masalah seperti yang telah dipaparkan pada Bab II, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu:

1.    Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi perlu untuk kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan. Jika tidak maka akan terjadi salah nalar.

2.    Salah nalar sering terjadi karena disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.

3.    Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain

4.    Sesungguhnya salah nalar dapat dihindari dengan mempelajari teori dalam berlogika.


DAFTAR PUSTAKA


 

REGINA TYA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea