Jumat, 06 November 2015

PENALARAN INDUKTIF

Diposting oleh Unknown di 05.59 0 komentar

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“Penalaran Induktif”

 


Nama Dosen : Drs. Budi Santoso, MM


Penyusun : Regina Tya Caterine (27213366)


Kelas : 3EB22




UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI  AKUNTANSI
2015
                 

  

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini bertema tentang “Penalaran Induktif”.
Penulis berharap semoga makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Mudah-mudahan makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca serta lebih mengetahui tentang penalaran induktif.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagi pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Ibu Prof E.S. Margianti,SE,MM, Rektor Universitas Gunadarma.
2.      Bapak Ir. Toto Sugiharto, M.sc., Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3.      Bapak Drs. Budi santoso, MM, Dosen Pembimbing Penulisan Makalah Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Semoga segala amal kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Penulisan Makalah ini dapat dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.



Bekasi, 02 November 2015



                                                                                                                         Penyusun




DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ...................................................................................  i

DAFTAR ISI ..................................................................................................  ii

BAB I .............................................................................................................  1

PENDAHULUAN ........................................................................................   1

A. Latar Belakang .......................................................................................   1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................  1

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................  2

D. Manfaat Penulisan ....................................................................................  2

E. Metode Penelitian .....................................................................................  2

BAB II ...............................................................................................................  3

PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

A. Pengertian Penalaran ................................................................................. 3

B. Pengertian Penalaran Induktif .................................................................... 3

C. Contoh Penalaran secara Induktif .............................................................. 4

D. Bentuk-bentuk penalaran Induktif ................................................................ 4

BAB III .................................................................................................................. 8

PENUTUP ........................................................................................................... 8

Kesimpulan ......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9




BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah hukum, yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan penalaran dan pengetahuan yang benar dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan penalaran ?
2.      Apa yang dimaksud dengan penalaran induktif ?
3.      Bagaimana contoh bernalar secara induktif ?
4.      Ada berapa bentuk penalaran induktif ?


C.     Tujuan Penulisan
      1.      Mengetahui definisi Penalaran Induktif.
      2.      Memahami contoh Penalaran Induktif.
      3.      Mampu menjelaskan macam-macam bentuk Penalaran Induktif dan contoh-contohnya

D.    Manfaat  Penulisan


Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut :


1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan penalaran induktif.


2. Mahasiswa mengetahui adanya berbagai bentuk penalaran induktif yang sering digunakan


3. Contoh – contoh bentuk dari penalaran induktif


E.     Metode Penelitian
                 Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini, sangat sederhana. Penulis mengumpulkan informasi dengan cara menelaah data dari media internet.
                                                                                                                       

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dalam pengertian yang lain penalaran adalah suatu proses berfikir untuk menghubung- hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Cara penarikan kesimpulan ini disebut dengan logika. Secara umum, logika dapat didefinisikan sebagai sarana untuk berfikir secara benar atau sahih. Yang mana didalam logika itu, menyatakan, menjelaskan, dan mempergunakan prinsip- prinsip abstrak dalam merumuskan kesimpulan.

B. PENGERTIAN PENALARAN INDUKTIF

Induktif merupakan hal yang dari khusus ke umum. Sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang umum.

Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.

Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga, maka akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis. Berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang akan menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut Premis dan hasil kesimpulannya disebut konklusi. Berdasarkan jenisnya, proposisi dapat dibedakan menjadi dua jenis.Yakni proposisi empirik dan proposisi mutlak. Proposisi empirik adalah pernyataan yang dapat diverifikasi secara empirik. Sedangkan Proposisi mutlak adalah proposisi yang jelas dengan sendirinya sehingga tidak perlu dibuktikan secara empiris. 

C. CONTOH PENALARAN SECARA INDUKTIF 

Sejak suaminya meninggal dunia dua tahun yang lalu, Ny. Ahmad sering sakit. Setiap bulan ia pergi ke dokter memeriksakan sakitnya. Harta peninggalan suaminya semakin menipis untuk membeli obat dan biaya pemeriksaan, serta untuk biya hidup sehari-hari bersama tiga orang anaknya yang masih sekolah. Anaknya yang tertua dan adiknya masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor tiga masih duduk di bangku SMA. Sungguh (kata kunci) berat beban hidupnya. (Ide pokok)




D. BENTUK-BENTUK PENALARAN INDUKTIF 


1. Generalisasi 

Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dari beberapa gejala dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahwa “Lulusan sekolah A pintar-pintar.” Hal ini dapat kita simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu. 

Contoh: 

Jika dipanaskan, besi memuai. 

Jika dipanaskan, tembaga memuai. 

Jika dipanaskan, emas memuai. 

Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai. 

Benar atau tidak benarnya rumusan kesimpulan secara generalisasi, itu dapat dilihat dari hal-hal berikut : 

1) Data itu harus memadai jumlahnya. Semakin banyak data yang dipaparkan, semakin benar simpulan yang diperoleh. 

2) Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang benar. 

3) Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data. 

Contoh generalisasi yang tidak sahih; 

a) Orang garut suka rujak 

b) Makan daging dapat menyebabkan penyakit darah tinggi. 

c) Orang malas akan kehilangan banyak rejeki. 

Macam-macam generalisasi :
  • Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. 
Contoh: sensus penduduk
  •  Generalisasi tidak sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. 

Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon. 

Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar. 

2. Analogi 

Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada. 

Analogi dilakukan karena antara sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis. 

Contoh analogi : 

Untuk menjadi seorang pemain bola yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang doktor untuk dapat menjadi doktor yang professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor diperlukan latihan atau pembelajaran. 

Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut. 

1) Analogi dilakukan untuk meramalkan sesuatu. 

2) Analogi dilakukan untuk menyingkap suatu kekeliruan. 

3) Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi. 

Jenis-jenis Analogi: 


  • Analogi induktif : 
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan. 

Contoh analogi induktif : 

Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari. 

  • Analogi deklaratif : 
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai. 

Contoh analogi deklaratif : 

deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati. 

3. Hubungan Kausal 

Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang memiliki pola hubungan sebab akibat. Misalnya, tombol ditekan, akibatnya bel berbunyi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan jalan-jalan becek. Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, terdapat tiga pola hubungan kausalitas. Yaitu sebagai berikut: 

a. Sebab-Akibat 

Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping itu, hubungan ini dapat pula berpola A menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Jadi, efek dari satu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. 

Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah akibat yang nyata. Kalau kita melihat sebiji buah mangga terjatuh dari batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan penyebabnya. Mungkin mangga itu ditimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan mungkin pula dilempari anak-anak. Pastilah salah satu kemungkinana itu yang menjadi penyebabnya. 

Contoh : Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah longsor 

b. Akibat-Sebab 

Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk dicari penyebabnya. 

Contoh : Kemarin pak maman tidak masuk kantor. Hari inipun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Oleh karena itu, pasti Pak Maman sedang sakit. 

c. Akibat - Akibat 

Suatu penyebab dapat menyebabkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikianlah seterusnya, hingga timbul rangkaian beberapa akibat. 

Contoh: Mulai bulan mei 2012, harga beberapa jenis BBM direncanakan akan mengalami kenaikan. Terutama premium dan solar. Hal ini karena pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung normal. Dikarenakan harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti ikutn naik. Naiknya harga barang akan dirasakan berat oleh masyarakat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat. 



BAB III 



PENUTUP 

KESIMPULAN 

Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam, yaitu penalaran Deduktif dan penalaran Induktif. 

Penalaran Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari bentuk penalaran deduktif. Yakni menarik suatu kesimpulan dari fakta- fakta yang sifatnya khusus, untuk kemudian ditarik kesimpulan yang sifatnya umum. Dan penalaran induktif mempunyai berbagi bentuk yaitu generalisasi, analogi, dan hubungan kausal. Diharapkan dengan dijelaskan secara rinci tentang penalaran induktif para warga negara Indonesia mampu bernalar sesuai dengan logika yang dipakai. 

Sebagai seorang mahasiswa, kita dianjurkan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penalaran. Karena jika seseorang telah tahu apa yang dimaksud dengan penalaran, baik yang sifatnya deduktif atau induktif, akan mempengaruhi terhadap pola pikir yang ia kembangkan. Baik dalam menghadapi suatu masalah atau untuk menyimpilkan suatu masalah. Maka proses penalaran ini harus kita ketahui, bahkan di pahami dengan sebenar-benarnya. 

 



DAFTAR PUSTAKA

RISENSI NOVEL ''AYAH"

Diposting oleh Unknown di 05.38 0 komentar
Judul                      : Ayah
Penulis                   : Andrea Hirata
Genre                     : Novel Roman
Jumlah halaman     : 396 halaman utama
Penerbit                  : Bentang Pustaka
Tahun terbit            : Cetakan I, Mei 2015

SINOPSIS
Novel ini mengisahkan sebuah cerita cinta yang tidak biasa. Kisah cinta Sabari kepada Marlena, teman satu sekolahnya ketika SMA, yang merupakan anak kampung tetangga. Sabari yang sebelumnya tidak terlalu tertarik dengan kisah cinta dan wanita, mendadak berubah 180 derajat soal cinta, sejak Marlena memberikan sebatang pensil kepadanya sebagai hadiah setelah Marlena merebut paksa kertas jawaban Bahasa Indonesia Sabari pada saat ujian masuk SMA.  Berikutnya, Sabari yang lugu dan pandai berpuisi -yang diwarisi dari ayahnya- selalu membuatkan puisi cinta untuk pujaan hatinya, Lena. Sebanyak dia membuatkan puisi cinta, sebanyak itu pula Lena menolaknya, bahkan menghinanya. Namun toh penolakan Lena tak membuat Sabari berkecil hati. Sabari melakukan apa saja yang menurut Zuraida, temannya Lena, disukai oleh Lena.
Kesetiaan Sabari yang demikian tulus tak lantas membuat Marlena luluh hatinya. Sabari sama sekali buka tipe pria idaman Lena. Jauh. Apa yang diinginkan oleh Marlena tidak ada sedikitpun pada diri Sabari. Sekeras-kerasnya Lena menolak dan menjauh, sekeras itu pula usaha Sabari mendekati Marlena. Hal itu yang membuat Sabari memutuskan untuk bekerja di perusahaan batako ayahnya Lena. Demi satu hal : mendekati Lena. Usaha yang keras itu tampak tak membuahkan hasil sama sekali. Yang ada Sabari semakin mengetahui bahwa Lena sering bergonta-ganti pasangan, sering bertengkar dengan ayahnya, sering pulang larut malam, dan masih banyak hal yang diketahuinya soal Marlena.
Tapi rupanya, cinta Sabari kepada Lena adalah cinta yang tak pada umumnya. Seburuk apapun citra Lena di masyarakat, Sabari tetap merindukan kehadiran Marlena. Suatu hari, didengarnya pertengkaran hebat antara Marlena dan ayahnya, Markoni. Konon, pertengkaran tersebut disebabkan karena terjadi ‘hal yang tak diinginkan’ dalam pergaulan Lena yang berganti-ganti pasangan itu. Dianggap sebagai penabur abu di wajah ayahnya, ayahnya berang. Sabari yang mengetahui hal tersebut kemudian mengorbankan dirinya dengan menikahi Marlena. Ayah Marlena setuju, mengingat Sabari adalah karyawan terbaik dua tahun berturut-turut di perusahaan batako miliknya.
Zorro, adalah Amiru, adalah anak Lena dengan entah siapa, yang sejak Lena menikah dengan Sabari menjadi anak laki-laki sabari yang amat sangat dicintai oleh Sabari. Tindakan Lena yang tetap jarang pulang setelah menikah dengan Sabari, membuat Sabari seorang diri membesarkan Zorro. Zorro berparas tampan, mewarisi wajah ibunya yang rupawan. Zorro dibesarkan oleh Sabari dengan puisi dan cerita-cerita. Suatu hari, ketika Zorro yang belum genap berusia 3 tahun, sedang bermain bersama Sabari di taman kota, dia diambil paksa oleh ibunya sebagai konsekuensi atas keputusan sidang cerai yang diajukan Lena kepada Sabari. Sejak saat itu, Sabari mulai -sedikit demi sedikit- kehilangan semangatnya. Kecintaannya pada Zorro membuatnya tidak siap menghadapi kehilangan yang begitu tiba-tiba.
Setelah bercerai dengan Sabari, Marlena menikah dengan setidaknya laki-laki secara berturut-turut. Hal itu tidak terlalu sulit dilakukan oleh Marlena, mengingat dirinya memang memiliki paras yang cantik dan dia termasuk orang yang akan melakukan apa yang dia inginkan. Selama Marlena berpindah-pindah dan menikah dengan beberapa laki-laki, selama itu pula Zorro, anak pintar yang rupawan itu, menemani ibundanya, termasuk merasakan memiliki ayah berganti ganti dan saudara tiri berganti-ganti. Namun rupanya, kelembutan hati dan kebesaran jiwa Sabari menurun kepada Zorro. Anak itu menguatkan ibundanya ketika ibundanya merasa sedih, dan tetap berbuat sedemikian baik kepada bapak tirinya, salah satunya Amirza.
Sepeninggal Lena dan Zorro dar rumahnya membuat Sabari kehilangan banyak hal: istrinya, anaknya, semangatnya, hartanya, dan pelan-pelan kesadarannya.  Saking putusasanya, Sabari pernah menyangkutkan sebuah pesan di kaki penyu, yang kemudian penyu tersebut ditemukan oleh seorang nelayan di Australia, 7 tahun kemudian. Atau terkadang, Sabari sengaja mengambil layang-layang yang putus dan menyambung talinya, lalu menerbangkannya dengan sebuah pesan, lalu memutus talinya, dengan harapan, seseorang akan membaca pesannya, dan akan mengembalikan Zorro jika dia menemukannya. Atau yang terakhir, Sabari sudah ditemukan di pasar dengan pakaian kumal dan sulit dikenali. Dia tertawa kalau orang lain sedih, atau sebaliknya, menangis saat orang sedang tertawa menonton pertunjukan srimulat. Hal tersebut membuat dua sahabatnya rela melemparkan diri mereka ke tempat baru, Sumatera, demi mencari apa yang membuat Sabari sangat merasa kehilangan : Zorro dan Lena.
Setelah hampir mengaduk-aduk Pulau Sumatera, dua sahabat Sabari, Tamat dan Ukun, berhasil membawa Lena dan Zorro kepada Sabari. Bukan main senangnya Sabari. Anaknya yang dulu diambil paksa oleh ibunya, saat usianya belum genap 3 tahun, kini kembali kepadanya setelah terpisah 8 tahun 20 hari.



UNSUR INTRINSIK

1. Tema : Percintaan. 


2. Alur : Campuran. 


3. Latar Belakang : Kisah ini mengambil latar di tanah Belitong, tanah lahir Andrea, dan beberapa tempat lainya seperti Sumatera, dan sedikit di Australia. Andrea mengambil latar waktu untuk kisah ini adalah sejak tahun 1970an hingga awal 2013. 


4. Penokohan : 

(1) Sabari, tokoh utama. 
(2) Marlena, kekasih Sabari. 
(3) Zorro, alias Amiru, anak Sabari dan Marlena. 
(4) Markoni, ayah Marlena. 
(5) Insyafi, ayah Sabari. 
(6) Tamat, Ukun, Tahurun, sahabat Sabari. 
(7) Zuraida, sahabat Marlena. 
(8) Izmi, yang diam-diam terinspirasi oleh Sabari. 
(9) Manikam, Jon, Amirza, para mantan suami Marlena. 
(10) Bu Norma, Guru Bahasa Indonesia Sabari dkk. Dan masih ada lagi. 


5. Amanat : Mencintai itu bukan soal menang atau kalah. Mancintai saja cukup sudah.  terinspirasi dari perasaan cinta Sabari ke Marlena dan Zorro. Jangan sepelekan niat baik yang mungkin tidak terlihat oleh manusia. Ingat, malaikat akan turun mencatat setiap niat-niat baik terinspirasi dari Insyafi, ayah Sabari yang selalu menasihati Sabari dengan puisi. Setia pada cinta yang searah mungkin sebuah kebodohan, tetapi lihatlah, setiap benih niat baik akan berbuah manis. Lagi-lagi terinspirasi dari kisah cintanya Sabari ke Marlena. Yang namanya sahabat tidak akan meninggalkan kita saat kita sedang di bawah, jatuh tertimpa tangga dan bahkan hampir gila. -ini terinspirasi dari si konyol Tamat dan Ukun, sahabatnya Sabari. Berbahasa Indonesia lah dengan baik dan benar, integritas seseorang dapat dilihat dari caranya berbahasa. Dan lagi, dengan menggunakan Bahasa Indonesia, kau akan temui banyak kawan. Ini terisnpirasi dari Bu Norma, Guru Bahasa Indonesia yang membekali Tamat dan Ukun dengan sebuah Kamus Bahasa Indonesia sebelum mereka merantau ke Sumatera.


KELEBIHAN NOVEL

Novel ini menceritakan tentang kisah cinta seorang laki-laki dan perempuan dan sekaligus menitikberatkan kisah cinta ayah nya kepada anaknya. Novel ini sangat bermanfaat sekali untuk dibaca bagi siapa pun. Kesan dan pesan yang diberikan sangat menyentuh hati sekali. Karna bagi seorang ayah ditinggalkan oleh seorang anak rasa nya begitu sedih sekali. Karna ada pepatah “Tidak ada bekas anak”. Peran ayah di dalam hidup kita ada di belakang kita dan sayangnya tiada batas terhadap anaknya.

KEKURANGAN NOVEL

Adapun kekurangan dari novel Ayah ini antara lain,
1. Cerita ini sebenarnya cerita yang menyedihkan, tetapi pembawaan karakter dari para tokoh dan gaya penulisan cerita terkadang membuat bingung pembaca, antara mau menangis atau tertawa.
2. Terdapat beberapa deskripsi yang terkesan lebay, misalnya, ucapan terima kasih Sabari setelah berhasil menyanyikan sebuah lagu di sebuah radio, itu sampai membutuhkan sekitar dua halaman. Dalam kenyataannya, masa sih, penyiar radio akan membiarkan sosok 'songong’ memberikan ucapan terima kasih yang sangat konyol itu. Kadang-kadang, hal ini membuat alur cerita kehilangan kelogisannya.

RISENSI NOVEL "PEREMPUAN MENUNJUNG SEPARUH LANGIT"

Diposting oleh Unknown di 03.42 0 komentar

PENGERTIAN RESENSI



Sebagai karangan yang berisi ulasan terhadap karya, baik berupa buku, film, atau album. Resensi biasa didefinisikan untuk memperdalam dari pengertian resensi, Definisi Rensensi menurut para ahli adalah suatu karangan yang berisi penilaian terhadap buku atau karya seni. Resensi ditulis untuk memperkenalkan buku atau karya seni itu kepada masyarakat pembaca dan membantu mereka dalam memahami atau bahkan memilihnya.

UNSUR-UNSUR RISENSI :

Identitas buku.
Ikhtisar buku.
Kepengarangan.
Keunggulan dan Kelemahan. 


Judul Novel         :  Perempuan Menunjung Separuh Langit
Penulis                :  Nicholas D.Kristof dan Sherly WuDunn
Penerbit              :  PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit       :  2010
Tempat Terbit    :  Jakarta
Tebal Halaman  :  379 halaman

SINOPSIS
Buku perempuan menunjung separuh langit ini menceritakan tentang pemerkosaan hak-hak manusia yang paling kejam dan paling mengenaskan : penindasan terhadap wanita dan anak-anak perempuan di dunia berkembang.
Buku ini membawa kita ke dalam perjalanan melalui Afrika dan Asia untuk menemui perempuan-perempuan luar biasa di sana. Ada Rath remaja putri Kamboja, yang dijual sebagai budak seks di Thailand dan berhasil melarikan diri dari tempat pelacuran dan kini mengelola toko untuk menghidupi keluarganya. Ada Mamitu remaja putri yang dibesarkan di desa terpencil di Ethiopia tanpa merasakan pendidikan formal sedikit pun namun kini melatih ahli bedah di Addis Ababa. Ada Saima di Pakistan yang kerap dipukuli suaminya namun kini berhasil menjadi wanita pengusaha yang menggerakan roda perekonomian desanya. Dan masih banyak lagi perempuan-perempuan hebat yang berhasil mengatasi hambatan yang tak terbayangkan sulitnya demi mengubah hidupnya dan dunia.
Melalui kisah-kisah ini, mata kita akan terbuka bahwa kunci menuju kemajuan ekonomi berada di tangan wanita-wanita yang potensinya masih terpendam. China menjadi makmur karena mendukung emansipasi wanita dan membuka kesempatan bagi para wanita untuk berkiprah di bidang ekonomi formal. Melakukan hal yang sama diseluruh dunia merupakan strategi terbaik untuk melawan kemiskinan.

UNSUR INTRSIK NOVEL



1. Tema : Kisah kekerasan paling kejam terhadap perempuan di abad Ini. 

2. Alur : Alur yang digunakan adalah alur maju mundur artinya dalam cerita terjadi flashback ke masa lalu dan kejadian masa depan.

3. Penokohan : a. Rath : baik,cerdas,lincah, bersemangat. 
                           b. Mamitu : pendiam, cerdas, sederhana. 
                           c. Saima : sabar,selalu tersiksa oleh suaminya,berani.

4. Sudut Pandang : Sudut pandang orang pertama.

5. Amanat : Janganlah selalu menyiksa anak perempuan atau pun istri, Karna hanya ingin mendapatkan uang yang banyak. Bila kita mendidik dan memberi makan anak-anak perempuan ini dan membuka peluang kerja buat mereka, dunia secara keseluruhan akan mendapat suntikan gizi baru untuk inteligensi manusia dan negara-negara miskin akan menuai warga dan pemimpin yang lebih siap dengan bekal untuk menghadapi tantangan-tantangan negara itu.

KEUNGGULAN NOVEL


Novel ini mengajarkan kita untuk membuat perubahan dengan menghentikan kekerasan berbasis gender, melalui upaya bersama untuk menumbuhkan benih kebaikan dan tanggung jawab. Dan memberikan kita kekuatan dan ketangguhan perempuan-perempuan yang punya berbagai alasan untuk menyerah tapi mereka tidak mau menyerah.

KELEMAHAN NOVEL


Halaman novel cukup tebal, ada beberapa sesi cerita yang cukup panjang dan membosankan karna inti nya sama aja seperti di awal.

KESIMPULAN

Novel ini pantas untuk dibaca siapa saja terutama untuk perempuan. Sesuai konsepnya yang inspirasional, novel ini banyak memberikan nasehat yang sangat bermanfaat untuk kaum perempuan. Dan kesan dan pesan yang dapat mengalir ke lubuk hati dan pikiran kita. Sebuah novel yang mudah dipahami karna bahasanya sangat sederhana.
 

REGINA TYA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea